Selama berlangsungnya aktivitas produksi tidak luput dari adanya kesalahan, kelalaian, kealpaan, kelupaan yang menimbulkan adanya kerugian yang tak terhindarkan, baik kerugian yang bersifat materiil maupun kerugian waktu. Sebagaimana kita maklumi, dalam metode pesanan maka kerugian yang terjadi lebih banyak datang dari perusahaan sendiri bukan dari pelanggan. Pelanggan dalam hal ini sebagai pihak luar dapat saja melakukan intervensi atas pekerjaan yang sedang diselesaikan dengan berbagai macam alasan.
Pembebanan biaya karena adanya kerugian produksi amat tergantung pada pihak mana yang menimbulkan kegagalan tersebut. Kalau kegagalan produksi datang dari pihak luar atau pelanggan, maka biaya dibebankan ke pelanggan namun bila kegagalan datang dari dalam perusahaan sendiri ( internal ) maka biayanyapun dibebankan ke perusahaan.
Akuntansi kerugian untuk metode pesanan, meliputi :
• Akuntansi untuk Bahan Baku Sisa
• Akuntansi untuk Barang Catat
• Akuntansi untuk Pengerjaan Kembali
AKUNTANSI BAHAN BAKU SISA
Accounting for Scrap
Accounting for Scrap
Bahan baku sisa terdiri atas bahan baku sisa atau tertinggal sewaktu pelaksanaan proses produksi, bahan baku cacat atau bahan baku yang rusak karena kecerobohan atau kelalaian karyawan. Bahan baku sisa yang mempunyai nilai ekonomis sebaiknya disimpan dan dikumpulkan walapun tidak ada biaya yang dibebankan ke persediaan bahan baku sisa tersebut. Hasil penjualan persediaan bahan baku sisa dapat dipertanggungjawabkan dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut :
Sebagai penambah penjualan, berupa penjualan bahan baku sisa
• Contoh :
• CV Empat Sekawan berusaha dibidang furniture dan selalu mengumpulkan serpihan kayu dan menjualnya seharga Rp. 600.000,-
• Jurnal :
• D : Kas/Piutang Dagang====== Rp. 600.000,-
• K : Penj. Bahan Baku Sisa/Pendapatan Lain2 Rp. 600.000,-
Sebagai pengurang Harga Pokok Penjualan
• Jurnal :
• D : Kas/Piutang Dagang====== Rp. 600.000,-
• K : Harga Pokok Penjualan============= Rp. 600.000,-
Sebagai pengurang Pengendali Overhead Pabrik
• D : Kas/Piutang Dagang======= Rp. 600.000,-
• K : Pengendali Overhead Pabrik========= Rp. 600.000,-
Sebagai pengurang Barang Dalam Proses (BDP)
• D : Kas/Piutang Dagang======= Rp. 600.000,-
• K : barang Dalam Proses=============== Rp. 600.000,-
AKUNTANSI PRODUK RUSAK/CACAT
Accounting for Spoiled Goods
Accounting for Spoiled Goods
Barang cacat berbeda dengan bahan baku sisa. Barang cacat adalah barang atau unit yang selesai atau setengah selesai namun dalam beberapa hal tertentu ada cacat disana. Barang cacat dari aspek teknis tidak dapat diperbaiki atau dapat diperbaiki namun secara ekonomis tidaklah menguntungkan.
Pencatatan untuk barang cacat sangat ditentukan pada penyebab dari kecacatannya, yaitu :
Pencatatan untuk barang cacat sangat ditentukan pada penyebab dari kecacatannya, yaitu :
Disebabkan oleh pelanggan
Biaya kecacatan menjadi tanggung jawab pelanggan dan dimasukkan ke dalam Akun Persediaan Barang Cacat. Ujud dari tanggung jawab pelanggan adalah berupa nilai pembelian yang lebih besar dari yang seharusnya.
• Ilustrasi :
• Pesanan No.707 mengenai pembuatan 100 kursi putar dengan desain khusus. Setelah dikerjakan sebanyak 10 kursi tiba-tiba pelanggan merubah spesifikasi kursi sehingga 10 kursi yang sudah diproduksi tersebut menjadi barang cacat. Namun meskipun demikian kursi cacat tersebut masih dapat dijual dengan harga Rp. 10.000,- per kursi. Sehingga dengan adanya kejadian tersebut maka perusahaan terpaksa harus memproduksi kursi putar sebanyak 110 unit ( 100 kursi yang sesuai dengan pelanggan ditambah 10 kursi yang cacat).
• Total Biaya dibebankan ke pesanan no.707 adalah :• Bahan Baku Langsung....Rp. 1.1.00.000,-
• Tenaga Kerja Langsung..Rp. 900.000,-
• Overhead Parik...............Rp. 750.000,-
• Jumlah keseluruhan.......Rp. 2.750.000,-
Solusi :
• Jurnal pada saat transfer barang selesai :
• D : Persediaan Barang Catat Rp. 100.000,-
• D : Harga Pokok Penjualan= Rp. 2.650.000,-
• K : Barang Dalam Proses========= Rp. 2.750.000,-
• Jurnal pada saat penjualan dengan mark up 50% dari HPP
• D : Kas/Piutang Dagang===Rp. 4.075.000,-
• K : Penjualan================ Rp. 3.975.000,-
• K : Persediaan Barang Catat======= Rp. 100.000,-
Disebabkan oleh kegagalan internal :
Karyawan telah melakukan kelalaian, kecerobohan atau sebab-sebab internal lainnya yang mengakibatkan kecacatan pada produk. Kerugian dari produk cacat yang tidak dapat ditutup dari hasil penjualan dibebankan sebagai penambah pengendalian overhead pabrik.
Solusi :
• Jurnal pada saat transfer barang selesai :
• D : Persediaan Barang Catat== Rp. 100.000,-
• D : Pengendali Overhead PabrikRp. 150.000,-
• D : Harga Pokok Penjualan=== Rp. 2.500.000,-
• K : Barang Dalam Proses============== Rp. 2.750.000,-
• Jurnal pada saat penjualan dengan mark up 50% dari HPP
• D : Kas/Piutang Dagang===== Rp. 3.850.000,-
• K : Penjualan================== Rp. 3.750.000,-
• K : Persediaan Barang Catat=========== Rp. 100.000,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar